Anggrek merupakan anggpta familia Orchidaceae.
Tanaman ini telah dikenal oleh masyarakat luas, memiliki nilai komersial dan
estetika yang tinggi, sehingga banyak diminati baik sebagai tanaman hias maupun
sebagai bunga potong. Dengan nilai jual tinggi, anggrek menjadi komoditas
perdagangan baikk dalam negeri maupun luar negeri yang berpotensi sebagai
sumber devisa negara.
Anggrek Biru memiliki nama ilmiah Dendrobium
azurem Schuit ditemukan tahun 1938 oleh warga Inggris bernama Lucy Evelin
Cheesman namun saat itu Lucy Evelin Cheesman belum mengetahui jenisnya. Ia
membawanya sebagai specimen dengan menuliskan keterangan “Anggrek Dendrobium,
tumbuh di pohon, berwarna biru tua” yang kemudian di serahkan ke museum di
London. Hasil jelajahnya ia tuliskan dalam buku “Six Legged Snakes in New
Guinea”.
Seorang peneliti bernama Andre Schuiteman dari
National Herbarium di London pada tahun 2013 tidak sengaja melihat specimen
anggrek yang kelihatan biasa aja. Kemudian ia membaca informasi keterangan
specimen lebih detail. Ia mengatakan bahwa ketakjubannya pada keterangan
specimen yang menjelaskan anggrek Dendrobium berwarna biru tua. Menurutnya
anggrek pada marga Dendrobium di alam sebagian besar berwarna pelangi. Andre
Schuiteman mendeskripsikan menjadi jenis baru yang ia namakan Dendrobium
azureum yang berarti biru, dari 17.000 anggrek epifit hanya jenis ini yang
memiliki warna biru tua.
Anggrek biru termasuk anggrek endemik. Di
Indonesia ada sekitar 5000 jenis anggrek, dan 60% diantaranya endemic (hanya
satu di wilayah tertentu). Salah satunya adalah anggrek Biru (Dendrobium azurem
Schuit) yang ada di Pulau Waigeo, Papua Barat.
Mauritas Kafiar seorang staf Fauna & Flora
International Indonesia Programme pada tahun 2016 melakukan penelitian burung
di hutan Pulau Waigeo. Ia mendokumentasikan anggrek biru di sebuah batang pohon.
Setelah 78 tahun dari penemuan Lucy Evelin Schuiteman, ini adalah kali kedua
penemuan anggrek biru.
Selang empat tahun, pada tahun 2020, Fauna
& Flora International – Indonesia Program dan Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam Papua Barat melakukan ekspedisi mencari anggrek biru. Hasilnya
menggembirakan, berhasil ditemukan.
Dikutip dari mongabay.co.id, Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat, Budi
Mulyanto mengatakan bahwa kekayaan anggrek menjadi salah satu dasar penunjukan
Waigeo sebagai cagar alam, angggrek identitasnya Raja Ampat
Klasifikasi ilmiah dari anggrek biru (Dendrobium azureum Schiut), sebagai berikut
:
Kerajaan : Plantae
Divisi :
Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Family : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Spesies : Dendrobium
azureum
Habitat anggrek Biru (Dendrobium azureum Schiuteman) menempel pada pohon pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Hutan
di Pulau Waigeo Papua Barat memang masih sangat terjaga kelestariannya. Pohon yang
menjadi tempat tumbuh anggrek Biru (Dendrobium azureum Schiuteman) seperti pohon besar dari jenis Vatica rassak, Pometia pinnta, dan
Ficus sp. Diketahui anggrek adalah tumbuhan epifit yaitu mengembangkan akar
sukulen dan melekat pada batang pohon lain, dengan tidak merugikan pohon
pinang, tetapi juga tumbuh terrestrial di tanah atau humus daun.
Itulah informasi dari kami tentang anggrek
biru endemik. Terimakasih kepada para pembaca. Semoga mendapatkan sedikit
pengetahuan dan wawasan dari kami.
Apakah Anda salah satu pecinta tanaman
Anggrek? dan masih bingung dimana belinya?
Disini kami menyediakan berbagai jenis bibit
tanaman Anggrek unggulan untuk hiasan rumah atau taman Anda. Untuk pemesanan
silahkan kunjungi https://indosuplai.com/jual-bibit-anggrek/
Untuk pemesanan media tanam pakis silahkan kunjungi https://indosuplai.com/jual-pakis-media-tanam-bunga-anggrek/
Posting Komentar