Setiap
jenis tumbuhan memiliki nama okal didaerah asal atau di daerah tempat tumbuhan
tersebut di tanam. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengatasi keragaman
tersebut. Pmeberian nama kepada suatu jenis tumbuhan harus memenuhi tata cara
yang ada. Tata cara ini diatur dalam International Code of Botanical
Nomenclautare (ICBN). ICBN merupakan hasil keputusan-keputusan yang diambil
dalam kongres internasional yang dilangsungkan secara periodic. Kongres 1
berlangsung secara periodic. Kongres 1 berlangsung di Paris pada tahun 1867. Gagasan
ini diprakarsai oleh ahli sistematik Alphnse de Candolle.
Penamaan
(nomenklatur) merupakan terjemahan dari kata Nomenclature yang berasal dari Bahasa
latin yaitu : nomen (nama) dan cloture (menyebut). Jadi penamaan berate menyebut
nama dan memberi nama kepada semua organisme dalam berbagai takson (tingkatan).
Namun untuk makhluk hidup sebetulnya telah diberi nama sejak dahulu kala. Nama yang
diberikan itu adalah nama dalam Bahasa induk orang yang memberi nama, dengan
demikian nama yang diberikan untuk satu jenis organisme berbeda-beda sesuai
dengan Bahasa orang yang memberikannya.
Perlu
diketahui dalam tata cara pemberian nama ini adalah kesepakatan bahw nama suatu
jenis (spesies) tumbuhan hendaknya ditulis dalam bahasa Latin, atau bahasa lain
yang telah dilatinkan. Aspek lain yang perlu dikemukakan ialah bahwa setiap
nama jenis tumbuhan terdiri atas dua kata. System ini disebut Binomial. Yang
dikemukakan pertama kali oleh Carolus Linneaus (nama aslinya Carl Non Linne). Sebelum
dikemukakan system binomial, orang memberikan nama pada jenis tumbuhan dengan
menggunakan lebih dari du kata. Sebagai contoj, suatu jenis tumbuhan pernah
dikenal dengan nama Lychnis alpine linifolia multifloa, artinya si Lychnis yang
tumbuh dikawasan pegunungan, berakar banyak, berdaun halus menyerupai rami, dan
berbunga banyak (Naiola, 1986)
Selain
tokoh, sering pula dijumpai nama julukan spesies yang menunjukkan tempat asal
atau penyebaran atau tempat untuk pertama kali jenis tersebut ditemukan secara
botanis. Misalnya antara lain:
- Coelogyne celebensis, pertama kali ditemukan oleh botanis di Sulawesi
- Musa lolodensis, sejenis pisang liar di Halmahera
- Loloda, salah satu nama desa
- Aleurites moluccana, ditemukan di Maluku
- Casuarina papuana, ditemukan di Irian, dan lain-lain.
Ada
juga suatu nama tambahan dibelakang nama jenis. Ini dapat berupa subspecies
(subsp), anak jenis, varietas (var.) atau forma (f.). Ini merupakan
kelompok-kelompok dibawah jenis (spesies). Sebagai contoh Beta vulgaris L. subsp,
Vulgaris, Citrus aurantium L. var. sinensis
L. dan Oryza sativa L. forma glutinosa. Ketentuan lain yang perlu
dikemukakan adalah adanya consensus bahwa nama marga (genus) dan jenis yang
diketk atau ditulis tngan diberi garis bawah tetapi tidak termasuk nama
pengarangnya. Jika dicetak dalam terbitan, maka nama-nama marga dan jenis,
dietak dengan huruf-huruf yang lain dari bentuk umum yang dipakai dalam
penerbitan tersebut, misalnya cetak miring jika huruf umumnya dicetak tegak.
Ketentuan dalam pemberian nama-nama takson adalah menurut tingkatnya (kategori), antara lain:
Nama Jenis (Spesies)
Tumbuhan
dan hewan nama ilimiah takson pada tingkat (kategori) yang paling rendah, jenis
harus bersifat ganda (terdiri atas 2 kata), berbentuk tunggal dan dalam bahsa
latin atau bahasa lain yang sudah dilatinkan. Kata pertama merupakan nama genus
(marga) dan kata kedua sebutan jenis (epitheton specificum). Contoh:
- Phalaenopsis amabilis
(Phalaenopsis = genus; ambilis = sebutan jenis)
- Coelogyne pandurate (Coelgyne
= genus ; pandurate = sebutan jenis)
Huruf pertama nama genus harus dengan huruf besar, sedangkan huruf yang lainnya termasuk sebutan jenis semua ditulis dengan huruf keil. Sebutan jenis tidak boleh terdiri atas kata yang merupakan ulangan yang sama (kata pertama) atau hampir sama dengan marga ini untuk tumbuhan, tetapi nama hewan masih dibenarkan. Seperti nama ilmiah untuk ayam adalah Gallus gallus. Penulisan nama jenis harus di garis bawahi atau dicetak dengan huruf miring.
Nama Marga (Genus)
Tumbuhan
dan hewan memiliki nama marga terdiri atas satu kata benda berbentuk tunggal. Huruf
pertama ditulis dengan huruf besar dan huruf berikutnya dengan huruf kecil, dan
seluruh huruf dalam kata itu dicetak miring atau dogaris bawahi. Contoh:
- Phalaenopsis atau
Phalaenopsis
- Coelogyne atau
Coelogyne
3. Nama
Suku (Famili)
Nama
suku merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda yang
berbentuk jamak. Biasanya diambil dari nama marga (salah satu marga yang
termasuk dalam suku tersebut dan dipilih sebagai tipe). Untuk tumbuhan akhiran
kata ditambah –aceae, sedangkan
untuk hewan ditambah akhiran idea, dan tidak dicetak miring ataupun di garis
bawahi. Contoh:
- Orchidaceae (tumbuhan)
- Angilostomidae (hewan)
Ada
nama beberapa takson tingkat suku tumbuhan yang menyimpang dari ketentuan ini,
karena sudah digunakan seperti:
- Gramine, nama lain dari Poaceae
- Compositae, nama lain dari Asteraceae
4. Nama
Bangsa (Ordo)
Nama
bangsa merupakan kata benda berbentuk jamak yang diambil dari satu ciri khas
yang dimiliki seluruh warga bangsa yang bersangkutan. Misalnya Contortae (bunga
dengan kuncup terpilin), Tricocae (buah mempunyai ruang 3), Umbelliferae (bunga
tersusun seperti payung).
Nama
bangsa yang demikian disebut nama deskriptif. Nama bangsa pula dapat otomatis
bertipe tata nama, jika terbentuk dari salah satu suku yang dibawahi yang
merupakan tipe tata namanya dengan mengganti akhiran nama suku aceae dengan
akhiran ales. Contoh:
- Asparageae menjadi Asparagales
- Malvaceae menjadi Mlavales
5. Nama
Kelas (Clasis)
Sama
seperti nama ordo. Kelas merupakan kata benda berbentuk jamak yang diambil dari
salah satu ciri yang dimiliki seluruh warga kelas yang bersangkutan. Misalnya Dycotiledoneae
(tumbuhan yang bijinya berkeping dua dan memiliki dua daun lembaga). Namun disarankan
untuk mempergunakan akhiran phyceae bagi tumbuhan Algae, mycetes bagi tumbuhan
fungi (jamur), dan opsida bagi tumbuhan Cormophyta. Contoh:
- Chlorophyceae (alga hijau)
- Ascomycetes (jamur dengan ascus)
- Magnoliopsida (tumbuhan tingkat tinggi)
6. Nama
Divisi (Diviso)
Untuk
nama-nama divisi sebaiknya digunakan satu kata majemuk berbentuk jamak yang
diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga divisi dengan ditambah
akhiran phyta, kecuali untuk jamur disarankan untuk diberi akhiran mycota. Contoh:
- Spermatophyte (tumbuhan berbiji)
- Eumycota (jamur)
Itulah
informasi dari kami tentang ketentuan dalam pemberian nama-nama anggrek.
Terimakasih kepada para pembaca. Semoga mendapatkan sedikit pengetahuan dan
wawasan dari kami.
Apakah
Anda salah satu pecinta tanaman Anggrek? dan masih bingung dimana belinya?
Disini
kami menyediakan berbagai jenis bibit tanaman Anggrek unggulan untuk hiasan
rumah atau taman Anda. Untuk pemesanan silahkan kunjungi https://indosuplai.com/jual-bibit-anggrek/
Untuk pemesanan media tanam pakis silahkan kunjungi https://indosuplai.com/jual-pakis-media-tanam-bunga-anggrek/
Posting Komentar